Psikologi
perkembangan
Pengertian
Psikologi Perkembangan
Psikologi
perkembangan
adalah cabang dari ilmu psikologi yang
mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan
sampai dengan mati. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan di
bidang berbagai bidang seperti pendidikan
dan pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua, penanganan
remaja.[1]
Pandangan
para ahli dalam mendefinisikan psikologi perkembangan adalah sebagai berikut:
David G Myers
(1996) Psikologi
perkembangan “a branch of psychologu that studies physical, coginitive, and social
change throughout the life span”
Kevil L.Seifert
& Robert J Hoffnung (1994)
Psikologi Perkembangan “The schientificy study of how thoughts, feeling,
personalitu, social relationships, and body of motor skill envolve as an
individual grows older”
Linda L Daidoff
(1991) Psikologi
Perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan
perkembangan stuktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai
sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.
M Lenner (1976) Psikologi perkembangan sebagai
pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis
sepanjang hidup (mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak, memiliki
persamaan dan perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang berubah dan
berkembangn dari anak-anak, remaja, sampai dewasa.
Jadi,
psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara
sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenik, yaitu mempelajari
struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang
hidupnya (life span) dari masa konsepsi hingga menjelang mati.[2]
Persfektif atau
Pandangan Tentang Psikologi Perkembangan
Perkembangan masa hidup memiliki
2 macam perspektif atau pandangan. Pertama, pendekatan tradisional (traditional approach)
adalah pendekatan yang menekankan perkembangan pada perubahan ekstrim dari
lahir hingga masa remaja saja. Sedangkan yang kedua, pendekatan masa hidup (the life-span approach)
adalah pendekatan yang menekankan pada perubahan perkembangan terjadi selama
masa hidup manusia.
Menurut pakar perkembangan masa
hidup, Paul Baltes, perspektrif perkembangan masa hidup (life-span perspective)
mencakup tujuh kandungan dasar yaitu: Perkembangan bersifat seumur hidup, multidimensional,
multidireksional, plastis, melekat secara kesejarahan, multidisiplin, dan
kontekstual. Berikut adalah penjelasan dari setiap kandungan tersebut.
Perkembangan bersifat seumur
hidup.
Tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan hidup. Perkembangan
meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis
sepanjang siklus kehidupan. Sehingga selama proses bertambahnya usia, maka
selama itulah proses perkembangan akan terus berjalan.
Perkembangan bersifat
multidimensional.
Perkembangan terdiri atas dimensi biologis, kognitif, dan sosial. Dimensi
inilah yang dikaji dalam setiap periode perkembangan manusia. Bahkan dalam satu
dimensi semacam intelegensi, terdapat banyak komponen, seperti intelegensi
abstrak, intelegensi nonverbal, intelegensi sosial, dan lain-lain
Perkembangan bersifat
multidireksional. Beberapa
dimensi atau komponen dari suatu dimensi dapat meningkat dalam masa
pertumbuhan, sementara dimensi lainnya menurun. Misalnya, orang dewasa akan
lebih arif dalam berpikir mengingat pengalaman yang banyak, tetapi disisi lain
ia merasa mudah lelah jika malakukan pekerjaan berat.
Perkembangan
bersifat lentur (plastic). Bergantung
pada kondisi kehidupan individu, perkembangan terjadi melalui banyak cara yang
berbeda. Sehingga manusia satu dan lainnya belum tentu memiliki proses
perkembangan yang sama. Misalnya, kemampuan penalaran orang dewasa dapat
ditingkatkan melalui pelatihan dan orang dewasa lainnya melalui pengalaman
pribadi.
Perkembangan melekat secara
kesejarahan. Perkembangan
dipengaruhi oleh faktor sejarah dimana individu hidup. Seorang berusia 40 tahun
mengalami depresi berat akibat perang dunia pertama, akan berbeda dengan
seorang berusia 40 tahun mengalami depresi pada waktu sekarang ini.
Perkembangan dipelajari oleh
berbagai multidiplin.
Para pakar psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains, dan peneliti
kesehatan semuanya mempelajari perkembangan manusia dan berbagi persoalan untuk
membuka misteri perkembangan masa hidup manusia.
Perkembangan bersifat kontekstual. Perkembangan manusia mengikuti
konteks yang meliputi linkungan, sosial, kebudayaan, dan lain-lain. Sehingga
individu dilihat sebagai makhluk yang sedang berubah di dalam dunia yang sedang
berubah.
Dengan mempelajari perkembangan
masa hidup atau psikologi perkembangan, maka kita akan menemukan informasi
tentang siapa kita, bagaiamana kita dapat seperti ini dan kemana masa depan
akan membawa kita.[3]
Sumber
Bacaan:
Santrok,
John W. 2002. Life Span
Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Objek Psikologi
Perkembangan
Objek psikologi perkembangan
adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan pribadi manusia ini
berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah
proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke
depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Istilah “perkembangan “ secara
khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia.
Jenis-Jenis Dan Karakteristik
Perkembangan
Elizabeth Hurlock mengemukakan jenis-jenis
perubahan selama proses perkembangan dan sifat-sifat khusus dalam perkembangan.
1.
Jenis-jenis perkembangan (Types of changes in Development)
Perubahan-perubahan
yang terjadi dalam proses perkembangan digolongkan ke dalam 4 jenis; yaitu:
§ Perubahan dalam ukuran (changes
in size)
§ Perubahan dalam perbandingan (
changes in proportion)
§ Pengertian wujud ( Disappearance
of Old Features)
§ Memperoleh wujud baru (
Acquisition of New Features)
2.
Sifat-sifat khusus perkembangan (Characteristics of Development)
Ada
beberapa sifat khusus yang dapat kita lihat dalam perkembangan. Dan hanya
diambil yang jelas menunjukkan pengaruh yang besar; yaitu:
a.
Perkembangan
berlangsung menurut suatu pola tertentu.
b.
Perkembangan
berlangsung dari sifat-sifat umum ke sifat-sifat khusus.
c.
Perkembangan
adalah tidak terputus-putus.
d.
Perbedaan
kecepatan perkembangan antara kanak-kanak akan tetap berlangsung.
e.
Perkembangan
dari pelbagai bagian badan berlangsung masing-masing dengan kecepatan sendiri.
f.
Sifat-sifat
dalam perkembangan ada sangkut pautnya antara satu dengan lainnya.
g.
Perkembangan
dapat dikira-kirakan lebih dahulu.
h.
Tiap-tiap
fase perkembangan mempunyai coraknya masing-masing.
i.
Apa
yang disebut sikap yang menjadi persoalan kerapkali sikap biasa sesuai dengan
umurnya.
j.
Tiap-tiap
orang yang normal akan mencapai masing-masing fasenya terakhir dalam
perkembangan.
Kesimpulan
:
o Pengetahuan tentang dasar-dasar
perkembangan adalah sangat penting artinya bagi kita.
o Memungkinkan kita mengetahui apa
yang dapat kita harap pada suatu usia, sehingga tidak terjadi harapan yang
berlebihan atau mematikan pengharapan yang kedua-duanya akan berakibat tidak
baik.
o Memungkinkan kita mengetahui
secara tepat kapan kita harus berbuat dan apa yang harus kita buat untuk
membantu pertumbuhannya, agar berlangsung dengan baik.[4]
Fase Dan Ciri-Ciri Pertumbuhan
& Perkembangan
Pendapat
para Ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat digolongkan
dalam tiga bagian, yaitu:
1.
Periodisasi yang berdasar biologis
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini
didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles
didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase
kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga
ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin.[5]
Para ahli yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah :
a) Kretschmer
Kretschmer membagi perkembangan
anak menjadi 4 (empat) fase, yaitu:
1. Fullungsperiode I
Yaitu pada umur 0;0 – 3;0. Pada
masa ini dalam keadaan pendek, gemuk, bersikap terbuka, mudah bergaul dan mudah
didekati.
2. Strecungsperiode I
Yaitu pada umur 3;0 – 7;0.
Kondisi badan anak nampak langsing, sikap anak cenderung tertutup, sukar
bergaul dan sulit didekati
3. Fullungsperiode II
Yaitu pada umur 7;0 –13;0.
Kondisi fisik anak kembali menggemuk
4. Strecungsperiode II
Yaitu pada umur 13;0 – 20;0. Pada
saat ini kondisi fisik anak kembali langsing
b) Aristoteles
Aristoteles merumuskan
perkembangan anak dengan 3 (tiga) fase perkembangan yakni:
1. Fase I
Yaitu pada usia 0;0 –7;0 yang
disebut masa anak kecil dan kegiatan pada fase ini hanya bermain.
2. Fase II
Yaitu pada usia 7;0 –14;0 yang
disebut masa anak atau masa sekolah dimana kegiatan anak mulai belajar di
sekolah dasar
3. Fase III
Yaitu pada usia 14;0 – 21;0 yang
disebut dengan masa remaja atau pubertas, masa ini adalah masa peralihan dari
anak menjadi dewasa.
Aristoteles menyebutkan pada
periodesasi ini disebut sebagai periodesasi yang berdasarkanpada biologis
karena antara fase I dengan fase ke II itu ditandai dengan adanya pergantian
gigi, sedangkan antara fase ke II dengan fase ke III ditandai dengan mulai bekerjanya
organ kelengkapan kelamin.
c) Sigmund Freued
Freued membagi perkembangan anak
menjadi 6 (enam) fase perkembangan yakni:
1. Fase Oral
Yaitu pada usia 0;0 – 1;0. Pada
fase ini, mulut merupakan central pokok keaktifan yang dinamis.
2. Fase Anal
Yaitu pada usia 1;0 – 3;0 Pada
fase ini, dorongan dan tahanan berpusat pada alat pembuangan kotoran.
3. Fase Falis
Yaitu pada usia 3;0 – 5;0. Pada
fase ini, alat-alat kelamin merupakandaerah organ paling perasa
4. Fase Latent
Yaitu pada usia 5;0 – 12/13;0
Pada fase ini, impuls-impuls cenderung berdada pada kondisi tertekan
5. Fase Pubertas
Yaitu pada usia12/13;0 – 20;0
Pada fase ini, impuls-impuls kembali menonjol. Kegiatan ini jika dapat
disublimasikan maka seorang anak akan sampai pada fase kematangan
6. Fase Genital
Yaitu pada usia 20 ke atas, Pada
fase ini, seseorang telah sampai pada fase dewas.
d) Jesse Feiring Williams
Williams membagi perkembangan
anak menjadi 4 (empat) masa perkembangan yakni:
1. Masa Nursery dan kindergarten
yaitu, pada usia 0;0 – 6;0
2. Masa cepat memperoleh
kekuatan/tenaga, yaitu pada usia 6;0 – 10;0
3. Masa cepat berkembangnya
tubuh, yaitu pada usia 10;0 – 14;0
4. Masa Adolesen yaitu pada usia
14;0 –19;0 adalah masa perubahan pola dan kepentingan kemampuan anak dengan
cepat.[6]
2.
Periodisasi Yang Berdasar
Psikologis
Tokoh
utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald
Kroch. Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian
masa-masa perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang
merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa
perkembangannya.
Pada pembagian ini para ahli
membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut pandang
psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut pandang biologis ataupun
didaktis. Sehingga para ahli mengembalikan masalah kejiwaan dalam kedudukan
yang murni.
Para ahli yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah :
a) Oswald Kroh
Kroh berpendapat bahwa pada
dasarnya perkembangan jiwa anak berjalan secara evolutiv.Dan pada umumnya
proses tersebut pada waktu-waktu tertentu mangalami kegoncangan (aktivitas
revolusi), masa kegoncangan ini oleh Kroh disebut ‘Trotz Periode’,dan biasanya
tiap anak akan mengalaminya sebanyak dua kali, yakni trotz I sekitar usia 3/4
tahun. Trotz II usia 12 tahun bagi putri dan usia 13 tahun bagi laki-laki.
Secara ringkas dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Dari lahir hingga trotz
periode I disebut sebagai masa anak awal (0;0 – 03;0/04;0)
2. Dari Trotz periode I hinga
Trotz periode II disebut masa keserasian bersekolah (03;0/04;0 – 12;0/13;0)
3. Dari trotz periode II hingga
akhir masa remaja disebut masa kematangan (12;0/13;0 – 21;0)
b) Charlotte Buhler
Charlotte membagi perkembangan
anak menjadi 5 (lima) fase, yaitu :
1. Fase I (0;0 – 1;0), Pada fase
ini perkembangan sikap subyektif menuju obyektif,
2. Fase II (1;0 – 4;0), Pada fase
ini makin meluasnya hubungan pada benda-benda sekitarnya, atau mengenal dunia
secara subyektif.
3. Fase III (40 – 8;0), Pada fase
ini individu memasukkan dirinya kedalam masyarakat secara obyektif, adanya
hubungan diri dengan lingkungan sosial dan mulai menyadari akan kerja,tugas
serta prestasi.
4. Fase IV (8;0 – 13;0), Pada
fase ini mulai munculnya minat ke dunia obyek sampai pada puncaknya, ia mulai
memisahkan diri dari orang lain dan sekitarnya secara sadar
5. Fase V (13;0 – 9;0) Pada Fase
ini, nulai menemukan diri yakin shyntesa sikap subyektif dan obyektif
2.1.4. Gabungan dar ketiga kelompok oleh PH. Kohnstamm
Ia menyebutnya pandangan itu
secara flectis, walaupun nampaknya lebih berorientasi pada dasar psikologis,
yaitu :
1. 0;0 – 2;0 disebut masa vital
2. 2;0 – 7;0 disebut masa
Esthetis
3. 7;0 – 12;0/13;0 disebut masa
perkembangan intelektual
4. 12;0/13;0 – 20;0 disebut masa
sosial
Pembagian terakir ini masih dapat
diuraikan lagi menjadi :
1. 12;0 –14;0 = Masa Pural
2. 14;0 – 15;0 = Masa prapubertas
3. 15;0 – 18;0 = Masa Pubertas
4. 18;0 – 21;0 = masa adolesen
2.1.5. Tinjauan perkembangan anak
global oleh Robert j. Havigurst
Robert meninjau perkembangan anak
global yakni sebagai berikut:
1. 0;0 – 6;0 masa infacy and
early childhood
2. 6;0 – 12;0 masa midle
childhood
3. 12;0 – 18;0 masa
preadolescense and adolesence
4. 18;0 – 35;0 masa early
adulthood yang terbagi atas early adulthood (18;0 – 21;0), adulthood (21;0 –
35;0)
5. 35;0 – 60;0 masa middle age
6. 60;00 – ke atas masa later
life.[7]
3.
Periodisasi Yang Berdasar
Didaktis
Periodesasi berdasarkan didaktis
adalah periodesasi yang pembahasannya berdasarkan pada segi keperluan/materi
apa kiranya yang tepat diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu,
serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk
diterapkan di dalam engajar atau mendidik anak pada masa tertentu tersebut.
Para ahli yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain adalah :
a) Johann Amos Comenilus (Komensky)
Komensky membagi perkembangan
anak menjadi 4 (empat) tahap, yaitu: 1. Scola Materna (sekolah ibu)
Yaitu pada usia 0;0 – 6;0 Pada
fase ini, anak mengembangkan organ tubuh dan panca indra di bawah asuhan ibu
(keluarga)
2. Scola Vermacula (sekolah
bahasa ibu)
Yaitu pada usia 6;0 – 12;0 pada
fase ini, anak mengembangkan pikiran, ingatan, dan perasaannya di sekolah
dengan menggunakan bahasa daerah(bahasa ibu)
3. Scola Latina (sekolah bahasa
latin)
Yaitu pada usia 12;0 – 18;0 pada
fase ini, anak mengembangkan potensinya terutama daya intelektualnya dengan
bahasa asing.
5. Academia (akademi) adalah
media pendidikan bagi anak usia 18;0 – 24;0
b) Jean Jeaques Russeau
Didalam bukunya yang terkenal
yaitu “Emile eu du I’education” Jean Jeaques Russeau membagi tahapan
perkembangan anak antara lain:
1. Pada usia 0;0 – 2;0 tahun
adalah masa asuha
2. Pada usia 2;0 – 12;0 tahun
adalah masa pentingnya pendidikan jasmani dan alat-alat indera.
3. Pada usia 12;0 – 15;0 tahun
adalah masa perkembangan pikiran dan masa juga terbatas
4. Pada usia 15;0 – 20;0 tahun
adalah masa pentingnya pendidikan serta pembentukan watak, kesusilaan juga
pembinaan mental agama
c) Dr. Maria Montessori
Dr. Maria membagi perkembangan
anak menjadi 4 (empat) tahap, yaitu:
1. Pada usia 1;0 – 7;0 adalah
masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar dari alat dria.
2. Pada usia 7;0 – 12;0 adalah
masa dimana anak sudah mulai memperhatikan masalah kesusilaan, mulai berfungsi
perasaan ethisnya yang bersumber dari kata-kata hatinya dan dia mulai tahu
kebutuhan orang lain
3. Pada usia 12;0 – 18;0 adalah
masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah sosial.
4. Pada usia 18;0 – 24;0 adalah
masa pendidikan di perguruan tinggi, masa melatih anak akan realitas
kepentingan dunia. Ia harus mampu berfikir secara jernih, jauh dari perbuatan
yang tercela.
d) Charles E. Skinner
Skinner membagi perkembangan anak
menjadi Prenatal Stages dan Postanal Stages dengan perincian sebagai berikut :
1. Prenatal Stages
§ Germinal : a fortnigh after
consepsion (saat perencanaan)
§ Embryo : Dari Consepsion sampai
pada 6 bulan
§ Fetus : Dari 6 bulan sampai ia
lahir ke dunia
2. Posnatal stage
§ Parturate : Pada saan ia lahir kedunia
sampai pada
§ Neonate : 2 Bulan pertamasetelah
anak lahir kedunia
§ Infant : 2 tahun pertama setelah
anak lahir ke dunia
§ Preschool child : Pada usia 6;0 –
9;0 tahun
§ Intermediate School : pada usia
9;0 –12;0 tahun
§ Junior Hight School : Pada Usia
12;0 – 19;0 tahun[8]
Pembagian
masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A.
Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B.
Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup
sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang
berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai
berikut:
1.
Masa
Sebelum lahir (Prenatal Period)
Masa ini berlangsung sejak
terjadinya konsepsi atau pertemuan sel bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan
10 hari atau 280 hari. Masa sebelu lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:
a. Periode telur/zygote, yang
berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.
b. Periode Embrio, dari akhir minggu
kedua sampai akhir bulan kedua.
c. Periode Janin(fetus), dari akhir
bulan kedua sampai bayi lahir.
2. Masa Bayi Baru Lahir (New Born).
Masa ini dimulai dari sejak bayi
lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia
masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak
terjadi pertumbuhan/perkembangan.
Ciri-ciri yang penting dari masa bayi
baru lahir ini ialah:
a) Periode ini merupakan masa
perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
b) Periode ini merupakan saat
penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
c) Periode ini ditandai dengan
terhentinya perkembangan.
d) Di akhir periode ini bila si bayi
selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
3. Masa Bayi (Babyhood)
Masa
ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun. Masa bayi ini dianggap
sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode
di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
Bayi
merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 24 bulan, namun tidak ada batasan
yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga
rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup),
dan post-neonatal (setelah 27 hari).
Pemberian
makanan dilakukan dengan penetekan atau dengan susu industri khusus. Bayi
memiliki insting menyedot, yang membuat mereka dapat mengambil susu dari buah
dada. Bila sang ibu tidak bisa menyusuinya, atau tidak mau, formula bayi biasa
digunakan di negara-negara Barat. Di negara lain ada yang menyewa "perawat
basah" (wet nurse) untuk menyusui bayi tersebut.
Bayi
tidak mampu mengatur pembuangan kotorannya, oleh karena itu digunakanlah popok.[9]
4. Balita
Bawah
Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita
merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak
awal. Rentang usia balita dimulai dari dua
sampai dengan lima tahun,atau
biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini
disebut juga sebagai usia prasekolah.
Perkembangan fisik
Pertambahan
berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini terjadi karena balita
memnggunakan banyak energi untuk bergerak.
Perkembangan
psikologis
Psikomotor
Terjadi
perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor balita yang mulai
terampil dalam pergerakannya (lokomotion). Mulai melatih kemampuan motorik
kasar misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam,
melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan
rentang atensi.
Pada
akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti
meronce, menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda
dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis
atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya, mengikat
tali sepatu.
Aturan
Pada
masa balita adalah saatnya dilakukan latihan mengendalikan diri atau biasa
disebut sebagai toilet training. Freud mengatakan bahwa pada usia ini individu
mulai berlatih untuk mengikuti aturan melalui proses penahanan keinginan untuk
membuang kotoran.
Kognitif
* Pada periode usia ini pemahaman terhadap
obyek telah lebih ajeg. Balita memahami bahwa obyek yang diaembunyikan masih
tetap ada, dan akan mengetahui keberadaan obyek tersebut jika proses
penyembunyian terlihat oleh mereka. Akan tetapi jika prose penghilangan obyek
tidak terlihat, balita mengetahui benda tersebut masih ada, namun tidak
mengetahui dengan tepat letak obyek tersebut. Balita akan mencari pada tempat
terakhir ia melihat obyek tersebut. Oleh karena itu pada permainan sulap
sederhana, balita masih kesulitan untuk membuat prediksi tempat persembunyian
obyek sulap.
* Kemampuan bahasa balita bertumbuh dengan
pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa kata rata-rata balita
adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1000 kosa kata. Pada
usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata
dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya.
contoh kalimat
Usia 24 bulan: "Haus, minum"
Usia 36 bulan:"Aku haus minta
minum"
Sosial
dan individu
Pada
periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial
diluar keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama
berada pada suatu tempat dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu
permainan interaktif. Pada akhir masa balita, bermain bersama berarti melakukan
kegiatan bersama-sama dengan melibatkan aturan permainan dan pembagian peran.
Balita
mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu seperti
nama, jenis kelamin, mulai merasa berbeda dengan orang lain dilingkungannya.
Mekanisme perkembangan ego yang drastis untuk membedakan dirinya dengan
individu lain ditandai oleh kepemilikan yang tinggi terhadap barang pribadi
maupun orang signifikannya sehingga pada usia ini balita sulit untuk dapat
berbagi dengan orang lain.
Proses
pembedaan diri dengan orang lain atau individuasi juga menyebabkan anak pada
usia tiga atau empat tahun memasuki periode negativistik sebagai salah satu
bentuk latihan untuk mandiri.
Pendidikan dan
Perkembangan
Cara
belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini melalui bermain serta rangsang dari lingkungannya, terutama lingkungan
rumah. Terdapat pula pendidikan di luar rumah yang melakukan kegiatan belajar
lebih terprogram dan terstruktur, walau tidak selamanya lebih baik.
Bermain
·
Permainan
peran, melatih kemampuan pemahaman sosial, contoh: permainan sekolah,
dokter-dokteran, ruman-rumahan dll
·
Permainan
imajinasi melatih kemampuan kreativitas anak
·
Permainan
motorik, melatih kemampuan motorik kasar dan halus.
Motorik Kasar contoh: spider web,
permainan palang, permainan keseimbangan dll
Motorik halus: meronce, mewarnai,
menyuap[10]
5. Masa Kanak-kanak Awal (Early
Chilhood)
Awal
masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan
usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar
perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang
diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
6. Masa Kanak-kanak Akhir (Later
Chilhood).
Akhir
masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun
sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir
atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap
untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek
intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of
accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima
tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan
tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini
memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
7. Masa Puber (Puberty)
Masa
Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir
masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0
sampai umur 15,0 atau 16,0.
Kriteria
yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang
pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki.
Ada
empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
1.
Perubahan
besarnya tubuh.
2. Perubahan proporsi tubuh.
3. Pertumbuhan ciri-ciri seks
primer.
4. Perubahan pada ciri-ciri seks
sekunder.
8. Masa Dewasa Awal (Early
Adulthood)
Masa
dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi
dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa
dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia
lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.
Masa
dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu
masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi
sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai,
kreativitas san penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
9. Masa Dewasa madya ( Middle
Adulthood).
Masa
dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh
tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
a) Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari
seluruh kehidupan manusia.
b) Masa dewasa madya merupakan masa
transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku
masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan prilaku yang baru.
c) Masa dewasa madya adalah masa
berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih
sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
d) Pada masa dewasa madya ini
perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan
kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan
pribadi dan sosial.
10. Masa Usia Lanjut ( Later
Adulthood).
Usia lanjut adalah periode penutup
dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun
sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologis yang semakin menurun.[11]
Psikologi berasal dari
kata psyche dan
logos,
masing-masing kata itu mempunyai arti jiwa
dan ilmu. Jadi psikologi adalah ilmu yang menyelidiki dan
membahas tentang perbuatan dan tingkah laku manusia. Ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku itu sebenarnya terdiri dari sejumlah ilmu pengetahuan
yang tergabung dalam psychological
sciences. Selanjutnya untuk maksud menyebut psikologi perkembangan
ini, Alice Crow dan Robert M. Liebert menggunakan istilah genetic psychologi,
sementara itu kata genetic
berasal dari kata genese
yang artinya pertumbuhan. Sedangkan Robert M. Liebert dalam bukunya Developmental Psychology,
1974, untuk menyebut psikologi perkembangan kadang-kadang menggunakan istilah Psikologi Anak atau Psikologi
Genetik[2].
Akan tetapi, sejak
dahulu tidak pernah dijumpai kata sepakat tentang apa yang dimaksud dengan jiwa
(soul).
Sejak zaman Yunani Kuno, para filosuf berusaha mempelajari jiwa. Plato
misalnya, mengatakan jiwa adalah ide,
Hipocrates berpendapat jiwa adalah karakter,
sedangkan Aristoteles mengertikan jiwa sebagai fungsi mengingat. Kemudian pada abad
ke-17, Rene Descartes, filosof Perancis, berpendapat bahwa jiwa adalah akal atau kesadaran. George
Berkeley, filosuf Inggris yang hidup diakhir abad ke-17, menyatakan jiwa adalah
persepsi.
Sementara itu, John Locke, filosuf Inggris lainnya, beranggapan bahwa jiwa
adalah kumpulan ide
yang disatukan melalui asosiasi.(Sarwono, 1992).
Selanjutnya, ketika ilmu
faal mulai berkembang pada abad ke-18, para ilmuwan di bidang ini mengkaitkan
jiwa dengan proses
sensorimotoris, yaitu pemprosesan rangsangan-rangsangan yang
diterima oleh saraf-saraf indera (sensoris) di otak sampai terjadinya reaksi
berupa gerak otot-otot (motoris) maupun sekresi kelenjar-kelenjar. Marshall
Hall, misalnya menemukan mekanisme refleks dan Paul Broca menemukan pusat
bicara di otak, dan lain-lainnya.[3]
Pada tahun 1897,
fisiolog (dokter) Wilhem Wundt untuk pertama kalinya mengajukan gagasan
memisahkan psikologi dari ilmu-ilmu induknya, yaitu filsafat dan ilmu faal.
Keinginan kuat Wundt untuk menjadikan psikologi sebagai disiplin ilmu yang
berdiri sendiri didasarkan atas keyakinannya bahwa gejala-gejala psikis tidak
dapat hanya diterangkan dari proses-proses fisik. Oleh sebab itu, dewasa ini
psikologi didefinisikan sebagai “The
scientific study of behavior and mental processes”. (Feldman,
1996). Tingkah laku (behavior)
adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu organisme yang dapat diamati
dan direkam, seperti berteriak, tersenyum, mengedipkan mata, berbicara, dan
bertanya. Sedangkan proses mental adalah pengalaman internal yang kita
simpulkan dari tingkah laku, atau aktivitas organisme yang bersifat psikologis,
seperti sensasi, persepsi, mimpi, pikiran, fantasi, kepercayaan, dan perasaan
(Myers, 1996).
Selanjutnya sederhana
David G. Myers (1996), merumuskan definisi psikologi perkembangan sebagai “A branch of psychology that
studies physical, cognitive, and social change throughout the life span”
maksudnya ini menurut saya, psikologi adalah suatu cabang dari studi fisik,
teori, dan perubahan sosial dalam semua kehidupan. Sedangkan menurut Kelvin L.
Seifert dan Robert J. Hoffnung (1994) psikologi perkembangan adalah “The scientific study of how
thoughts, feelings, personality, social relationships, and body and motor skill
evolve as an individual grows older” maksudnya ini juga menurut saya,
bahwa psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
bagaimana pemikiran, perasaan, kepribadian, hubungan sosial, dan ketrampilan
serta kemampuan motorik sebagai meningkatkan suatu individu tumbuh menjadi
lebih dewasa. Selanjutnya, menurut Linda L. Davidoff (1991), psikologi
perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan
perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia, yang
biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga
menjelang mati. Sedangkan menurut Richard M. Lerner (1976) merumuskan psikologi
perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup. Misalnya, mempelajari bagaimana
proses berpikir pada anak-anak usia satu, dua atau lima tahun, memiliki
persamaan atau perbedaan, atau bagaimana kepribadian seseorang berubah dan
berkembang dari anak-anak, remaja sampai dewasa.[4]
Dari sekian banyak
definisi mengenai psikologi perkembangan diatas, berikut Desmita selaku penulis
dalam buku karangannya berjudul Psikologi
Perkembangan menyimpulkannya, bahwa Psikologi Perkembangan adalah
cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku
manusia secara ontogenetic, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur
jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life-span), yang
biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.[5]
Selanjutnya, ada lagi
tambahan mengenai pengertian psikologi
perkembangan ini, yaitu menurut pendapat Drs. M. Alisuf Sabri dalam
bukunya Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan, ia mengatakan, bahwa Psikologi Perkembangan adalah
suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi,
ilmu ini termasuk Psikologi Khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan
dari pada tingkah laku individu.
Objek psikologi khusus
yaitu tingkah laku yang khusus itu biasanya terjadi pada orang-orang yang
mempunyai kondisi atau berada pada suatu situasi tertentu[6],
contohnya:
- Tingkah laku khusus karena berada dalam situasi
tertentu, misalnya: Tingkah laku orang dalam situasi belajar/pendidikan
(dibahas dalam psikologi belajar).
- Tingkah laku khusus yang terjadi karena orang
mempunyai kondisi tertentu, misalnya: Tingkah laku orang yang kondisinya
abnormal, seperti lemah mental (dibahas dalam psikopathologi). Dan tingkah
laku orang-orang yang kondisinya sedang berkembang menunjukkan tingkah
laku khusus tertentu (dibahas dalam psikologi perkembangan).
Para ahli penelitian tentang
kejiwaan ini banyak sekali mereka menemukan hal-hal yang paling istimewa
didalam diri manusia itu sendiri yang tidak pernah ada pada makhluk lain, yaitu
akal pikiran yang jernih dan luas, dari sinilah akan lahir ilmu pengetahuan.
Inilah karunia Tuhan yang sangat hebat yang diberikan-Nya kepada kita. Akal
pikiran ini kalau digunakan dalam hal kebaikan, akan sangatlah berguna.
Sebaliknya jika digunakan dalam hal yang kurang baik, maka akan menjadi mesin
pembunuh yang paling kejam.
Dari beberapa uraian diatas,
telah banyak sekali pendapat para ilmuwan mengenai pengertian psikologi
perkembangan. Masing-masing mereka belum ada kata sepakat dalam memberikan
pengertian. Jadi secara komprehensif psikologi perkembangan itu sangatlah luas
pengertiannya, namun perlu kita ingat psikologi ini tidak lepas dari tujuan
utamanya yaitu jiwa atau diri manusia itu sendiri.
- C. Hakikat Perkembangan
Dalam usaha memahami
psikologi perkembangan, ada baiknya kita ketahui apa yang dimaksud dengan
perkembangan. Mulanya kata perkembangan
berasal dari biologi,
kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi. Karena
penggunaannya pertama-tama dalam biologi, pada masa berikutnya ada ahli-ahli
yang menyebut pertumbuhan di samping kata perkembangan, bahkan ada orang yang
menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama.
Istilah “perkembangan”
(development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan
kompleks. Untuk itu disini saya selaku pemakalah akan membahasnya apa itu
perkembangan dan pertumbuhan.
- Perkembangan
Secara sederhana Seifert
dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-term changes in a person’s
growth feelings, patterns of thinking, social relationships, and motor skills”. Sementara itu,
Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang berkesinambungan
dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati, pertumbuhan, perubahan
dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam
bagian-bagian fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari
tingkah laku yang tidak dipelajari.[7]
Menurut Reni Akbar
Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses
perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kwalitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan
kematian.[8]
Menurut F.J. Monks,
dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih
sempurna dan tidak dapat diulang kembali”. Perkembangan menunjuk
pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses
yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat
integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Dari beberapa pengertian
diatas dapat ditarik suatu kesimpulan umum, bahwa yang dimaksud dengan
perkembangan adalah perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan
semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkai perubahan
psykis yang berlangsung terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi
jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu.
- Pertumbuhan
Dalam konsep
perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth) sebenarnya
merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga
pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan
pertumbuhan sebagai satu
pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari
organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan,
(1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat
dihitung atau dapat diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad
Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang
meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan
(multiplication) sel-sel.[9]
Dari beberapa pengertian
diatas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan
merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif. Dengan demikian,
istilah “pertumbuhan”
lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju
sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya.
Sedangkan “perkembangan”
lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus
sampai akhir hayat. Inilah pemahaman saya mengenai perkembangan dan pertumbuhan
itu sendiri yang saya ambil dari beberapa pengertian yang telah disampaikan
oleh beberapa para ahli.
Sebagai manusia kita pasti
mengenal istilah pertumbuhan dan perkembangan dan kita juga mengalaminya karena
pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri makhluk hidup. Namun tak jarang
dari kita yang tidak mengerti arti dari perkembangan dan pertumbuhan itu
sendiri. Banyak ahli yang mencoba memahami dan menafsirkan arti pertumbuhan dan
perkembangan. Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau
fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya
belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna
luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek
fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan
dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan
kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian
tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam
batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan
bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu
berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu
yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan
berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang
ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan
yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan
aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena
dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang
relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas
tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan
baik fisik maupun psikis.Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep
pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta
latihan (training)..
Perkembangan individu dapat
ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya
bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan
diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh
perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.
Dalam perkembangan terdapat fase
dan tugas perkembangan. Fase perkembangan yaitu loncatan atau urutan
perkembangan. Misalnya dari bayi menjadi anak-anak menjadi remaja menjadi tua
dan akhirnya mati. Perkembangan setiap manusia itu berbeda tetapi dapat diamati
keteraturannya atau dengan kata lain sudah ada urutannya. Dalam tugas
perkembangan jika ada tugas yang tidak terpenuhi akan menjadi masalah atau
problem bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu sesulit apapun suatu
tugas harus dapat diselesaikan untuk mempermudah dalam penyelesaian tugas
perkembangan berikutnya. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
perkembangan itu sudah ada urutannya. Berikut adalah tugas dan fase
perkembangan yang diambil dari kesimpulan beberapa ahli :
1. Masa
Bayi
Masa bayi merupakan masa
ketergantungan, masa ketidakberdayaan dan masa membutuhkan pertolongan orang
lain, suatu masa yang menuntut kesabaran orang tua. Sang bayi akan memperoleh
ketentraman ketentraman dan kesatuan jika bersama ibunya. Kesatuan ini akan
berlangsung sampai batas-batas kemandiriannya menjadi kabur. Dalam masa ini
harus ditanamkan kepercayaan terhadap anak. Tanpa kepercayaan, tidak ada
perkembangan yang berarti
2. Masa
Kanak-kanak
Masa ini adalah masa untuk
berkelompok dan berorganisasi. Penerimaan oleh teman-teman seusianya adalah
penting. Pada masa ini mudah sekali untuk memasukkan ilmu kepada anak-anak.
Diibaratkan dalam masa ini otak anak-anak masih seperti kolam. Apa yang
dilihat, didengar akan mengena sekali di otak. Pada masa ini anak-anak memiliki
egosentris yaitu sifat egois pada masa anak-anak.
3. Masa
Remaja
Masa ini masa transisi antara
masa kanak-kanak dan masa dewasa. Dalam masa ini pula seseorang mulai
memikirkan tujuan hidupnya. Penerimaan ilmu dalam masa ini masih cenderung
mudah diibaratkan pada masa ini otak masih seperti ember.
4. Masa
Dewasa
Pada masa ini seseorang mulai
mandiri. Seseorang mungkin kuliah di tempat lain, menikah ataupun bekerja di
tempat lain. Pada masa ini pulalah seseorang biasanya sudah memperoleh
pencapaian atau hal hal yang selama ini diinginkan. Misalnya sudah menjadi
kepala sekolah ataupun telah menciptakan suatu karya besar.
5. Masa
Tua
Pada masa ini seseorang telah
mengalami banyak penurunan dan bisa kembali ke masa anak-anak. Sang kakek bisa
saja berebut mainan ataupun meributkan hal yang sepele dengan cucunya. Hal ini
terus berlanjut hingga akhir hayat dan selesailah pertumbuhan dan perkembangan
seseorang.
Perkembangan dan pertumbuhan itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara faktor yang satu dan yang lain tidak
ada yang lebih dominan, semuanya itu saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Faktor itu antara lain :
1.
Faktor Genetik
Turunan
memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke
dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua Ibu-Bapak atau
nenek dan kakek. Warisan (turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting,
antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat,
sifat-sifat atau watak dan penyakit.Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak
lahir dari kandungan sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan
selebihnya berasal dari nenek dan moyangnya dari kedua belah pihak (ibu dan
ayahnya). Hal ini sesuai dengan hukum Mendel yang dicetuskan Gregor Mendel
(1857). Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2. Faktor eksternal / lingkungan
Mempengaruhi
individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup
baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik
akan menghambatnya. Dalam lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya
setempat.
Dengan faktor tertentu dan faktor
lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan
perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu.
Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik
lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap
pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari
hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas
dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda
menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan
interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan
sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku).
Setiap fase atau periode
perkembangan pada dasarnya selalu bertalian erat dengan periode yang
mendahuluinya. Sesuai dengan “individualitas anak” yang memiliki cirri-ciri
atau karaktristik, perkembangan antara dua individu anak itu tidak mungkin bisa
sama besar. Sekalipun terdapat perbedaan perkembangan yang bersifat individual,
kita dapat melihat cara tertentu bagi semua individu yang sejenis. Secara
spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai kaidah atau patokan yang
menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan diri manusia.
Secara garis besar, peristiwa
perkembangan mempunyai atau mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi
antara perkembangan satu dengan yang lainnya koheren dan tidak berdiri sendiri
2. Perkembangan menuju proses berdifrensiasi dan integrasi. Manusia
merupakan totalitas yang berkaitan erat antara perkembangan aspek fisik
motorik, mental, emosi dan sosial, perhatian yang berlebihan kepada satu segi
akan mempengaruhi segi lain.
3. Perkembangan dimulai dari respon-respon yang bersifat umum menuju yang
khusus.
4. Tahap perkembangan manusia berlangsung berantai dan bersifat universal.
Setiap fase memiliki sifat yang khas sehingga ada tingkah laku buruk. Para ahli
mengatakan bahwa masa tenang atau equilibrium atau (ketika anak muda di atur
penurut) pada masa ini setiap individu berusaha mengatasi kesulitannya berupa
iritasi, frustasi, dan barikade-barikade pemenuhan kebutuhan. Masa
disequilibrium atau tidak tenang (anak sukar diatur, mudah tersinggung,
gelisah) masih tenang dan tidak tenang berganti terus menerus. Menurut
Disquilibrium sehubungan dengan dinamika manusia anak itu malahan tidak mencari
keseimbangan. Anak selalu berusaha memasuki dunia luar dengan jalan
bereksplorasi dan berekspansi di dorong oleh rasa ingin tahu dan sekaligus
untuk mengetes kemampuan sendiri.
5. Tempo perkembangan tiap-tiap anak berbeda-beda. Tempo perkembangan
manusia pada umumnya terbagi menjadi kategori cepat, sedang, lambat. Teori
perkembangan menujukan kelainan pada anak jika anak itu normal maka akan
berkembang secara cepat begitu juga sebaliknya, tetapi tidak menunjukan
kwalitas perkembangan setiap anak. Pada setiap anak terdapat impuls rangsangan
untuk berkemban dengan caranya sendiri, untukmelatih kemampuan dan bakatnya.
Maka terjadi proses pematangan yaitu, matang untuk berfungsi sebagai buah dari
satu keberhasilan dan berlalunya satu fase perkembangan.
6. Perkembangan manusia tidak tetap kadang naik dan kadang turun
perkembangan setiap anak mengalami dua masa pancaroba atau krisis disebut
trotz. Terbagi menjadi dua priode
a. Trotz periode pertama terjadi pada usia 2 – 3 th dengan ciri utama anak
menjadi egois, selalu bersikap dan bertingkah laku mendahulukan kepentingan
sendiri
b. Trotz periode kedua, terjadi umur 14 – 17 th dimana anak sering
membantah orang tuanya dalam mencapai identitas diri.
7. Dalam proses perkembangan banyak hal yang bersifat negatif tinggal
bagaimana anak menyikapi hal tersebut, selain dorongan untuk mempertahankan
diri ada pula dorongan untuk mengembangkan diri guna mendapat kemajuan baru.
Paduan antara dorongan mempertahankan diri ini merupakan diri sinthes –
integrasi baru, yaitu berwujud impuls realisasi diri dan transendesis diri
(pengatasan diri sendiri untuk meningkat pada Niveau hidup lebih tinggi)
8. Anak punya masa peka, dimana fungsi jasmani dan rohani akan berkembang
dengan baik jika terus mendapat latihan yang baik dan continue. Menurut
Montesori masa peka hanya terjadi untuk tiap-tiap fungsi seumur hidup, karena
itu bila lalai menggunakan masa-masa peka itu akan mengalami kerugian,
asas-asas pendidikan Montesori yang berkenaan dengan masa peka
a. Anak-anak haruslah diberi kebebasan
b. Tidak diadakan latihan atau pendidikan secara klasikal
c. Tata tertib hendaknya bukanlah sesuatu yang dipaksakan yang dipaksakan
oleh pendidiknya.
d. Pancaindra merupakan gejala utama dari isi jiwa manusia karena itu panca
indra sangat diperhatikan dalam masa peka
9. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan faktor lingkungan, faktor
hereditas tidak sepenuhnya mempengaruhi sifat seseorang. Pengaruh faktor
lingkungan bila lingkungan tersebut baik akan membawa dampak yang baik pula
untuk anak, anak jadi lebih bisa mengutarakan pendapatnya, lebih bisa berbicara
di depan orang banyak, dan juga lebih bisa menghargai orang.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan dan pertumbuhan selain
dikenal prinsip dikenal pula asas perkembangan. Asas itu jika diibaratkan
sebuah bangunan maka dia berdiri sebagai fondasi atau yang menguatkan bangunan
tersebut. Jadi prinsip akan semakin kuat tertanam dalam pikiran jika kita
mempunyai asas yang baik. Asas dalam perkembangan ada 4 macam, yaitu :
1. Asas biologis
Asas ini
mengemukakan bahwa anak akan terus mengalami perkembangan sampai akhir
hayatnya. Perkembangan setiap anak itu berbeda satu sama lain tetapi memiliki
struktur atau pola yang dapat diamati.
2. Asas Ketidakberdayaan
Bahwa setiap
anak akan mengalami masa ketidakberdayaan yaitu ketika anak tersebut tidak
dapat melakukan sesuatu dan sangat membutuhkan orang lain. Contohnya seorang
bayi yang belum dapat melakukan sesuatu sangat membutuhkan orang tua untuk
menjaganya.
3. Asas Eksplorasi
Bahwa anak
akan terus mencari sampai mendapat jawaban yang sesuai dengan hatinya. Dia akan
terus bertanya pada orang yang dianggapnya mampu dan bisa. Selain dengan
bertanya anak juga dapat melakukan eksperimen sendiri ataupun mencari sumber
yang relevan
4. Asas Keamanan
Anak dalam
pertumbuhannya sangat membutuhkan keamanan. Keamanan tersebut dapat dia dapat
dari orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain. Jika anak merasa tenang
maka perkembangan juga tidak begitu terhambat
[1] http://wapedia.mobi/id/Psikologi_perkembangan
[2] http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/pengertian-psikologi-perkembangan/
[3] http://www.psikologizone.com/psikologi-perkembangan-masa-hidup
[4] http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=20397018
[5] http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=20397018
[6] http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan/
[7] http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan/
[8] http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan/
[9] http://id.wikipedia.org/wiki/Bayi
[10] http://id.wikipedia.org/wiki/Balita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar