Sabtu, 08 Desember 2012


Psikologi perkembangan

Pengertian Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi  yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan mati. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan di bidang berbagai bidang seperti pendidikan  dan pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua, penanganan remaja.[1]

Pandangan para ahli dalam mendefinisikan psikologi perkembangan adalah sebagai berikut:

David G Myers (1996) Psikologi perkembangan “a branch of psychologu that studies physical, coginitive, and social change throughout the life span”

Kevil L.Seifert & Robert J Hoffnung (1994) Psikologi Perkembangan “The schientificy study of how thoughts, feeling, personalitu, social relationships, and body of motor skill envolve as an individual grows older”

Linda L Daidoff (1991) Psikologi Perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan stuktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.

M Lenner (1976) Psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup (mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembangn dari anak-anak, remaja, sampai dewasa.

Jadi, psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenik, yaitu mempelajari struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life span) dari masa konsepsi hingga menjelang mati.[2]





Persfektif atau Pandangan Tentang Psikologi Perkembangan

Perkembangan masa hidup memiliki 2 macam perspektif atau pandangan. Pertama, pendekatan tradisional (traditional approach) adalah pendekatan yang menekankan perkembangan pada perubahan ekstrim dari lahir hingga masa remaja saja. Sedangkan yang kedua, pendekatan masa hidup (the life-span approach) adalah pendekatan yang menekankan pada perubahan perkembangan terjadi selama masa hidup manusia.
Menurut pakar perkembangan masa hidup, Paul Baltes, perspektrif perkembangan masa hidup (life-span perspective) mencakup tujuh kandungan dasar yaitu: Perkembangan bersifat seumur hidup, multidimensional, multidireksional, plastis, melekat secara kesejarahan, multidisiplin, dan kontekstual. Berikut adalah penjelasan dari setiap kandungan tersebut.
Perkembangan bersifat seumur hidup. Tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan hidup. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan. Sehingga selama proses bertambahnya usia, maka selama itulah proses perkembangan akan terus berjalan.
Perkembangan bersifat multidimensional. Perkembangan terdiri atas dimensi biologis, kognitif, dan sosial. Dimensi inilah yang dikaji dalam setiap periode perkembangan manusia. Bahkan dalam satu dimensi semacam intelegensi, terdapat banyak komponen, seperti intelegensi abstrak, intelegensi nonverbal, intelegensi sosial, dan lain-lain
Perkembangan bersifat multidireksional. Beberapa dimensi atau komponen dari suatu dimensi dapat meningkat dalam masa pertumbuhan, sementara dimensi lainnya menurun. Misalnya, orang dewasa akan lebih arif dalam berpikir mengingat pengalaman yang banyak, tetapi disisi lain ia merasa mudah lelah jika malakukan pekerjaan berat.
Perkembangan bersifat lentur (plastic). Bergantung pada kondisi kehidupan individu, perkembangan terjadi melalui banyak cara yang berbeda. Sehingga manusia satu dan lainnya belum tentu memiliki proses perkembangan yang sama. Misalnya, kemampuan penalaran orang dewasa dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan orang dewasa lainnya melalui pengalaman pribadi.

Perkembangan melekat secara kesejarahan. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor sejarah dimana individu hidup. Seorang berusia 40 tahun mengalami depresi berat akibat perang dunia pertama, akan berbeda dengan seorang berusia 40 tahun mengalami depresi pada waktu sekarang ini.
Perkembangan dipelajari oleh berbagai multidiplin. Para pakar psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains, dan peneliti kesehatan semuanya mempelajari perkembangan manusia dan berbagi persoalan untuk membuka misteri perkembangan masa hidup manusia.
Perkembangan bersifat kontekstual. Perkembangan manusia mengikuti konteks yang meliputi linkungan, sosial, kebudayaan, dan lain-lain. Sehingga individu dilihat sebagai makhluk yang sedang berubah di dalam dunia yang sedang berubah.
Dengan mempelajari perkembangan masa hidup atau psikologi perkembangan, maka kita akan menemukan informasi tentang siapa kita, bagaiamana kita dapat seperti ini dan kemana masa depan akan membawa kita.[3]

Sumber Bacaan:
Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Objek Psikologi Perkembangan

Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan pribadi manusia ini berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Istilah “perkembangan “ secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia.

Jenis-Jenis Dan Karakteristik Perkembangan

Elizabeth Hurlock mengemukakan jenis-jenis perubahan selama proses perkembangan dan sifat-sifat khusus dalam perkembangan.

1. Jenis-jenis perkembangan (Types of changes in Development)
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan digolongkan ke dalam 4 jenis; yaitu:
§  Perubahan dalam ukuran (changes in size)
§  Perubahan dalam perbandingan ( changes in proportion)
§  Pengertian wujud ( Disappearance of Old Features)
§  Memperoleh wujud baru ( Acquisition of New Features)

2. Sifat-sifat khusus perkembangan (Characteristics of Development)
Ada beberapa sifat khusus yang dapat kita lihat dalam perkembangan. Dan hanya diambil yang jelas menunjukkan pengaruh yang besar; yaitu:
a.       Perkembangan berlangsung menurut suatu pola tertentu.
b.      Perkembangan berlangsung dari sifat-sifat umum ke sifat-sifat khusus.
c.       Perkembangan adalah tidak terputus-putus.
d.      Perbedaan kecepatan perkembangan antara kanak-kanak akan tetap berlangsung.
e.       Perkembangan dari pelbagai bagian badan berlangsung masing-masing dengan kecepatan sendiri.
f.       Sifat-sifat dalam perkembangan ada sangkut pautnya antara satu dengan lainnya.
g.      Perkembangan dapat dikira-kirakan lebih dahulu.
h.      Tiap-tiap fase perkembangan mempunyai coraknya masing-masing.
i.        Apa yang disebut sikap yang menjadi persoalan kerapkali sikap biasa sesuai dengan umurnya.
j.        Tiap-tiap orang yang normal akan mencapai masing-masing fasenya terakhir dalam perkembangan.

Kesimpulan :
o   Pengetahuan tentang dasar-dasar perkembangan adalah sangat penting artinya bagi kita.
o   Memungkinkan kita mengetahui apa yang dapat kita harap pada suatu usia, sehingga tidak terjadi harapan yang berlebihan atau mematikan pengharapan yang kedua-duanya akan berakibat tidak baik.
o   Memungkinkan kita mengetahui secara tepat kapan kita harus berbuat dan apa yang harus kita buat untuk membantu pertumbuhannya, agar berlangsung dengan baik.[4]

Fase Dan Ciri-Ciri Pertumbuhan & Perkembangan

Pendapat para Ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat digolongkan dalam tiga bagian, yaitu:

1.     Periodisasi yang berdasar biologis
Periodisasi  atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin.[5]

Para ahli yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah :

a)  Kretschmer

Kretschmer membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) fase, yaitu:

1. Fullungsperiode I

Yaitu pada umur 0;0 – 3;0. Pada masa ini dalam keadaan pendek, gemuk, bersikap terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.

2. Strecungsperiode I

Yaitu pada umur 3;0 – 7;0. Kondisi badan anak nampak langsing, sikap anak cenderung tertutup, sukar bergaul dan sulit didekati

3. Fullungsperiode II

Yaitu pada umur 7;0 –13;0. Kondisi fisik anak kembali menggemuk

4. Strecungsperiode II

Yaitu pada umur 13;0 – 20;0. Pada saat ini kondisi fisik anak kembali langsing

b) Aristoteles

Aristoteles merumuskan perkembangan anak dengan 3 (tiga) fase perkembangan yakni:

1. Fase I

Yaitu pada usia 0;0 –7;0 yang disebut masa anak kecil dan kegiatan pada fase ini hanya bermain.

2. Fase II

Yaitu pada usia 7;0 –14;0 yang disebut masa anak atau masa sekolah dimana kegiatan anak mulai belajar di sekolah dasar

3. Fase III

Yaitu pada usia 14;0 – 21;0 yang disebut dengan masa remaja atau pubertas, masa ini adalah masa peralihan dari anak menjadi dewasa.

Aristoteles menyebutkan pada periodesasi ini disebut sebagai periodesasi yang berdasarkanpada biologis karena antara fase I dengan fase ke II itu ditandai dengan adanya pergantian gigi, sedangkan antara fase ke II dengan fase ke III ditandai dengan mulai bekerjanya organ kelengkapan kelamin.

c) Sigmund Freued

Freued membagi perkembangan anak menjadi 6 (enam) fase perkembangan yakni:

1. Fase Oral

Yaitu pada usia 0;0 – 1;0. Pada fase ini, mulut merupakan central pokok keaktifan yang dinamis.

2. Fase Anal

Yaitu pada usia 1;0 – 3;0 Pada fase ini, dorongan dan tahanan berpusat pada alat pembuangan kotoran.

3. Fase Falis

Yaitu pada usia 3;0 – 5;0. Pada fase ini, alat-alat kelamin merupakandaerah organ paling perasa

4. Fase Latent

Yaitu pada usia 5;0 – 12/13;0 Pada fase ini, impuls-impuls cenderung berdada pada kondisi tertekan

5. Fase Pubertas

Yaitu pada usia12/13;0 – 20;0 Pada fase ini, impuls-impuls kembali menonjol. Kegiatan ini jika dapat disublimasikan maka seorang anak akan sampai pada fase kematangan

6. Fase Genital

Yaitu pada usia 20 ke atas, Pada fase ini, seseorang telah sampai pada fase dewas.

d) Jesse Feiring Williams

Williams membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) masa perkembangan yakni:

1. Masa Nursery dan kindergarten yaitu, pada usia 0;0 – 6;0

2. Masa cepat memperoleh kekuatan/tenaga, yaitu pada usia 6;0 – 10;0

3. Masa cepat berkembangnya tubuh, yaitu pada usia 10;0 – 14;0

4. Masa Adolesen yaitu pada usia 14;0 –19;0 adalah masa perubahan pola dan kepentingan kemampuan anak dengan cepat.[6]

2.    Periodisasi Yang Berdasar Psikologis

Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya.
Pada pembagian ini para ahli membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut pandang psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut pandang biologis ataupun didaktis. Sehingga para ahli mengembalikan masalah kejiwaan dalam kedudukan yang murni.

Para ahli yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah :

a) Oswald Kroh

Kroh berpendapat bahwa pada dasarnya perkembangan jiwa anak berjalan secara evolutiv.Dan pada umumnya proses tersebut pada waktu-waktu tertentu mangalami kegoncangan (aktivitas revolusi), masa kegoncangan ini oleh Kroh disebut ‘Trotz Periode’,dan biasanya tiap anak akan mengalaminya sebanyak dua kali, yakni trotz I sekitar usia 3/4 tahun. Trotz II usia 12 tahun bagi putri dan usia 13 tahun bagi laki-laki.

Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Dari lahir hingga trotz periode I disebut sebagai masa anak awal (0;0 – 03;0/04;0)

2. Dari Trotz periode I hinga Trotz periode II disebut masa keserasian bersekolah (03;0/04;0 – 12;0/13;0)

3. Dari trotz periode II hingga akhir masa remaja disebut masa kematangan (12;0/13;0 – 21;0)

b) Charlotte Buhler

Charlotte membagi perkembangan anak menjadi 5 (lima) fase, yaitu :

1. Fase I (0;0 – 1;0), Pada fase ini perkembangan sikap subyektif menuju obyektif,

2. Fase II (1;0 – 4;0), Pada fase ini makin meluasnya hubungan pada benda-benda sekitarnya, atau mengenal dunia secara subyektif.

3. Fase III (40 – 8;0), Pada fase ini individu memasukkan dirinya kedalam masyarakat secara obyektif, adanya hubungan diri dengan lingkungan sosial dan mulai menyadari akan kerja,tugas serta prestasi.

4. Fase IV (8;0 – 13;0), Pada fase ini mulai munculnya minat ke dunia obyek sampai pada puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan sekitarnya secara sadar

5. Fase V (13;0 – 9;0) Pada Fase ini, nulai menemukan diri yakin shyntesa sikap subyektif dan obyektif

2.1.4. Gabungan dar ketiga kelompok oleh PH. Kohnstamm

Ia menyebutnya pandangan itu secara flectis, walaupun nampaknya lebih berorientasi pada dasar psikologis, yaitu :

1. 0;0 – 2;0 disebut masa vital

2. 2;0 – 7;0 disebut masa Esthetis

3. 7;0 – 12;0/13;0 disebut masa perkembangan intelektual

4. 12;0/13;0 – 20;0 disebut masa sosial

Pembagian terakir ini masih dapat diuraikan lagi menjadi :

1. 12;0 –14;0 = Masa Pural

2. 14;0 – 15;0 = Masa prapubertas

3. 15;0 – 18;0 = Masa Pubertas

4. 18;0 – 21;0 = masa adolesen

2.1.5. Tinjauan perkembangan anak global oleh Robert j. Havigurst

Robert meninjau perkembangan anak global yakni sebagai berikut:

1. 0;0 – 6;0 masa infacy and early childhood

2. 6;0 – 12;0 masa midle childhood

3. 12;0 – 18;0 masa preadolescense and adolesence

4. 18;0 – 35;0 masa early adulthood yang terbagi atas early adulthood (18;0 – 21;0), adulthood (21;0 – 35;0)

5. 35;0 – 60;0 masa middle age

6. 60;00 – ke atas masa later life.[7]


3.    Periodisasi Yang Berdasar Didaktis

Periodesasi berdasarkan didaktis adalah periodesasi yang pembahasannya berdasarkan pada segi keperluan/materi apa kiranya yang tepat diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di dalam engajar atau mendidik anak pada masa tertentu tersebut.

Para ahli yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah :

a) Johann Amos Comenilus (Komensky)

Komensky membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) tahap, yaitu: 1. Scola Materna (sekolah ibu)

Yaitu pada usia 0;0 – 6;0 Pada fase ini, anak mengembangkan organ tubuh dan panca indra di bawah asuhan ibu (keluarga)

2. Scola Vermacula (sekolah bahasa ibu)

Yaitu pada usia 6;0 – 12;0 pada fase ini, anak mengembangkan pikiran, ingatan, dan perasaannya di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah(bahasa ibu)

3. Scola Latina (sekolah bahasa latin)

Yaitu pada usia 12;0 – 18;0 pada fase ini, anak mengembangkan potensinya terutama daya intelektualnya dengan bahasa asing.

5. Academia (akademi) adalah media pendidikan bagi anak usia 18;0 – 24;0

b) Jean Jeaques Russeau

Didalam bukunya yang terkenal yaitu “Emile eu du I’education” Jean Jeaques Russeau membagi tahapan perkembangan anak antara lain:

1. Pada usia 0;0 – 2;0 tahun adalah masa asuha

2. Pada usia 2;0 – 12;0 tahun adalah masa pentingnya pendidikan jasmani dan alat-alat indera.

3. Pada usia 12;0 – 15;0 tahun adalah masa perkembangan pikiran dan masa juga terbatas

4. Pada usia 15;0 – 20;0 tahun adalah masa pentingnya pendidikan serta pembentukan watak, kesusilaan juga pembinaan mental agama

c) Dr. Maria Montessori

Dr. Maria membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) tahap, yaitu:

1. Pada usia 1;0 – 7;0 adalah masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar dari alat dria.

2. Pada usia 7;0 – 12;0 adalah masa dimana anak sudah mulai memperhatikan masalah kesusilaan, mulai berfungsi perasaan ethisnya yang bersumber dari kata-kata hatinya dan dia mulai tahu kebutuhan orang lain

3. Pada usia 12;0 – 18;0 adalah masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah sosial.

4. Pada usia 18;0 – 24;0 adalah masa pendidikan di perguruan tinggi, masa melatih anak akan realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu berfikir secara jernih, jauh dari perbuatan yang tercela.

d) Charles E. Skinner

Skinner membagi perkembangan anak menjadi Prenatal Stages dan Postanal Stages dengan perincian sebagai berikut :

1. Prenatal Stages

§  Germinal : a fortnigh after consepsion (saat perencanaan)

§  Embryo : Dari Consepsion sampai pada 6 bulan

§  Fetus : Dari 6 bulan sampai ia lahir ke dunia

2. Posnatal stage

§  Parturate : Pada saan ia lahir kedunia sampai pada

§  Neonate : 2 Bulan pertamasetelah anak lahir kedunia

§  Infant : 2 tahun pertama setelah anak lahir ke dunia

§  Preschool child : Pada usia 6;0 – 9;0 tahun

§  Intermediate School : pada usia 9;0 –12;0 tahun

§  Junior Hight School : Pada Usia 12;0 – 19;0 tahun[8]
                                   
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:


1.        Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)
Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa sebelu lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:
a.       Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.
b.      Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
c.       Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.

2.       Masa Bayi Baru Lahir (New Born).
Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan.
         Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
a)      Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
b)     Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
c)      Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
d)     Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.

3.       Masa Bayi (Babyhood)
           
Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun. Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 24 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian  neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-neonatal (setelah 27 hari).
Pemberian makanan dilakukan dengan penetekan atau dengan susu industri khusus. Bayi memiliki insting menyedot, yang membuat mereka dapat mengambil susu dari buah dada. Bila sang ibu tidak bisa menyusuinya, atau tidak mau, formula bayi biasa digunakan di negara-negara Barat. Di negara lain ada yang menyewa "perawat basah" (wet nurse) untuk menyusui bayi tersebut.
Bayi tidak mampu mengatur pembuangan kotorannya, oleh karena itu digunakanlah popok.[9]



4.      Balita
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita  merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua  sampai dengan lima  tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.

Perkembangan fisik

Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini terjadi karena balita memnggunakan banyak energi untuk bergerak.

Perkembangan psikologis

Psikomotor

Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor balita yang mulai terampil dalam pergerakannya (lokomotion). Mulai melatih kemampuan motorik kasar misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti meronce, menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya, mengikat tali sepatu.

Aturan

Pada masa balita adalah saatnya dilakukan latihan mengendalikan diri atau biasa disebut sebagai toilet training. Freud mengatakan bahwa pada usia ini individu mulai berlatih untuk mengikuti aturan melalui proses penahanan keinginan untuk membuang kotoran.
Kognitif

    * Pada periode usia ini pemahaman terhadap obyek telah lebih ajeg. Balita memahami bahwa obyek yang diaembunyikan masih tetap ada, dan akan mengetahui keberadaan obyek tersebut jika proses penyembunyian terlihat oleh mereka. Akan tetapi jika prose penghilangan obyek tidak terlihat, balita mengetahui benda tersebut masih ada, namun tidak mengetahui dengan tepat letak obyek tersebut. Balita akan mencari pada tempat terakhir ia melihat obyek tersebut. Oleh karena itu pada permainan sulap sederhana, balita masih kesulitan untuk membuat prediksi tempat persembunyian obyek sulap.
    * Kemampuan bahasa balita bertumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya.
      contoh kalimat
      Usia 24 bulan: "Haus, minum"
      Usia 36 bulan:"Aku haus minta minum"

Sosial dan individu

Pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial diluar keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada pada suatu tempat dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita, bermain bersama berarti melakukan kegiatan bersama-sama dengan melibatkan aturan permainan dan pembagian peran.

Balita mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu seperti nama, jenis kelamin, mulai merasa berbeda dengan orang lain dilingkungannya. Mekanisme perkembangan ego yang drastis untuk membedakan dirinya dengan individu lain ditandai oleh kepemilikan yang tinggi terhadap barang pribadi maupun orang signifikannya sehingga pada usia ini balita sulit untuk dapat berbagi dengan orang lain.

Proses pembedaan diri dengan orang lain atau individuasi juga menyebabkan anak pada usia tiga atau empat tahun memasuki periode negativistik sebagai salah satu bentuk latihan untuk mandiri.

Pendidikan dan Perkembangan

Cara belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini melalui bermain serta rangsang  dari lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan di luar rumah yang melakukan kegiatan belajar lebih terprogram dan terstruktur, walau tidak selamanya lebih baik.

Bermain

·         Permainan peran, melatih kemampuan pemahaman sosial, contoh: permainan sekolah, dokter-dokteran, ruman-rumahan dll
·         Permainan imajinasi melatih kemampuan kreativitas anak
·         Permainan motorik, melatih kemampuan motorik kasar dan halus.
Motorik Kasar contoh: spider web, permainan palang, permainan keseimbangan dll
Motorik halus: meronce, mewarnai, menyuap[10]

5.       Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood)

Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.

6.      Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood).

Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.

7.       Masa Puber (Puberty)

Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0.
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki.
Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
1.        Perubahan besarnya tubuh.
2.       Perubahan proporsi tubuh.
3.       Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
4.      Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.

8.      Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)

Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.

9.       Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).

Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
a)      Masa dewasa madya  merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
b)     Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
c)      Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
d)     Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

10.    Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood).
         Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.[11]


Psikologi berasal dari kata psyche dan logos, masing-masing kata itu mempunyai arti jiwa dan ilmu. Jadi psikologi adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas tentang perbuatan dan tingkah laku manusia. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku itu sebenarnya terdiri dari sejumlah ilmu pengetahuan yang tergabung dalam psychological sciences. Selanjutnya untuk maksud menyebut psikologi perkembangan ini, Alice Crow dan Robert M. Liebert menggunakan istilah genetic psychologi, sementara itu kata genetic berasal dari kata genese yang artinya pertumbuhan. Sedangkan  Robert M. Liebert dalam bukunya Developmental Psychology, 1974, untuk menyebut psikologi perkembangan kadang-kadang menggunakan istilah Psikologi Anak atau Psikologi Genetik[2].
Akan tetapi, sejak dahulu tidak pernah dijumpai kata sepakat tentang apa yang dimaksud dengan jiwa (soul). Sejak zaman Yunani Kuno, para filosuf berusaha mempelajari jiwa. Plato misalnya, mengatakan jiwa adalah ide, Hipocrates berpendapat jiwa adalah karakter, sedangkan Aristoteles mengertikan jiwa sebagai fungsi mengingat. Kemudian pada abad ke-17, Rene Descartes, filosof Perancis, berpendapat bahwa jiwa adalah akal atau kesadaran. George Berkeley, filosuf Inggris yang hidup diakhir abad ke-17, menyatakan jiwa adalah persepsi. Sementara itu, John Locke, filosuf Inggris lainnya, beranggapan bahwa jiwa adalah kumpulan ide yang disatukan melalui asosiasi.(Sarwono, 1992).
Selanjutnya, ketika ilmu faal mulai berkembang pada abad ke-18, para ilmuwan di bidang ini mengkaitkan jiwa dengan proses sensorimotoris, yaitu pemprosesan rangsangan-rangsangan yang diterima oleh saraf-saraf indera (sensoris) di otak sampai terjadinya reaksi berupa gerak otot-otot (motoris) maupun sekresi kelenjar-kelenjar. Marshall Hall, misalnya menemukan mekanisme refleks dan Paul Broca menemukan pusat bicara di otak, dan lain-lainnya.[3]
Pada tahun 1897, fisiolog (dokter) Wilhem Wundt untuk pertama kalinya mengajukan gagasan memisahkan psikologi dari ilmu-ilmu induknya, yaitu filsafat dan ilmu faal. Keinginan kuat Wundt untuk menjadikan psikologi sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri didasarkan atas keyakinannya bahwa gejala-gejala psikis tidak dapat hanya diterangkan dari proses-proses fisik. Oleh sebab itu, dewasa ini psikologi didefinisikan sebagai “The scientific study of behavior and mental processes”. (Feldman, 1996). Tingkah laku (behavior) adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu organisme yang dapat diamati dan direkam, seperti berteriak, tersenyum, mengedipkan mata, berbicara, dan bertanya. Sedangkan proses mental adalah pengalaman internal yang kita simpulkan dari tingkah laku, atau aktivitas organisme yang bersifat psikologis, seperti sensasi, persepsi, mimpi, pikiran, fantasi, kepercayaan, dan perasaan (Myers, 1996).
Selanjutnya sederhana David G. Myers (1996), merumuskan definisi psikologi perkembangan sebagai “A branch of psychology that studies physical, cognitive, and social change throughout the life span” maksudnya ini menurut saya, psikologi adalah suatu cabang dari studi fisik, teori, dan perubahan sosial dalam semua kehidupan. Sedangkan menurut Kelvin L. Seifert dan Robert J. Hoffnung (1994) psikologi perkembangan adalah “The scientific study of how thoughts, feelings, personality, social relationships, and body and motor skill evolve as an individual grows older” maksudnya ini juga menurut saya, bahwa psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana pemikiran, perasaan, kepribadian, hubungan sosial, dan ketrampilan serta kemampuan motorik sebagai meningkatkan suatu individu tumbuh menjadi lebih dewasa. Selanjutnya, menurut Linda L. Davidoff (1991), psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia, yang biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati. Sedangkan menurut Richard M. Lerner (1976) merumuskan psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup. Misalnya, mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak usia satu, dua atau lima tahun, memiliki persamaan atau perbedaan, atau bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembang dari anak-anak, remaja sampai dewasa.[4]
Dari sekian banyak definisi mengenai psikologi perkembangan diatas, berikut Desmita selaku penulis dalam buku karangannya berjudul Psikologi Perkembangan menyimpulkannya, bahwa Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetic, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life-span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.[5]
Selanjutnya, ada lagi tambahan mengenai pengertian psikologi perkembangan ini, yaitu menurut pendapat Drs. M. Alisuf Sabri dalam bukunya Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, ia mengatakan, bahwa Psikologi Perkembangan adalah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk Psikologi Khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Objek psikologi khusus yaitu tingkah laku yang khusus itu biasanya terjadi pada orang-orang yang mempunyai kondisi atau berada pada suatu situasi tertentu[6], contohnya:
  1. Tingkah laku khusus karena berada dalam situasi tertentu, misalnya: Tingkah laku orang dalam situasi belajar/pendidikan (dibahas dalam psikologi belajar).
  2. Tingkah laku khusus yang terjadi karena orang mempunyai kondisi tertentu, misalnya: Tingkah laku orang yang kondisinya abnormal, seperti lemah mental (dibahas dalam psikopathologi). Dan tingkah laku orang-orang yang kondisinya sedang berkembang menunjukkan tingkah laku khusus tertentu (dibahas dalam psikologi perkembangan).
Para ahli penelitian tentang kejiwaan ini banyak sekali mereka menemukan hal-hal yang paling istimewa didalam diri manusia itu sendiri yang tidak pernah ada pada makhluk lain, yaitu akal pikiran yang jernih dan luas, dari sinilah akan lahir ilmu pengetahuan. Inilah karunia Tuhan yang sangat hebat yang diberikan-Nya kepada kita. Akal pikiran ini kalau digunakan dalam hal kebaikan, akan sangatlah berguna. Sebaliknya jika digunakan dalam hal yang kurang baik, maka akan menjadi mesin pembunuh yang paling kejam.
Dari beberapa uraian diatas, telah banyak sekali pendapat para ilmuwan mengenai pengertian psikologi perkembangan. Masing-masing mereka belum ada kata sepakat dalam memberikan pengertian. Jadi secara komprehensif psikologi perkembangan itu sangatlah luas pengertiannya, namun perlu kita ingat psikologi ini tidak lepas dari tujuan utamanya yaitu jiwa atau diri manusia itu sendiri.
  1. C. Hakikat Perkembangan
Dalam usaha memahami psikologi perkembangan, ada baiknya kita ketahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi, pada masa berikutnya ada ahli-ahli yang menyebut pertumbuhan di samping kata perkembangan, bahkan ada orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama.
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Untuk itu disini saya selaku pemakalah akan membahasnya apa itu perkembangan dan pertumbuhan.
  1. Perkembangan
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-term changes in a person’s growth feelings, patterns of thinking, social relationships, and motor skills. Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati, pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.[7]
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kwalitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.[8]
Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali”. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan umum, bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkai perubahan psykis yang berlangsung terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu.
  1. Pertumbuhan
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth) sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau dapat diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.[9]
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif. Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Sedangkan “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. Inilah pemahaman saya mengenai perkembangan dan pertumbuhan itu sendiri yang saya ambil dari beberapa pengertian yang telah disampaikan oleh beberapa para ahli.
Sebagai manusia kita pasti mengenal istilah pertumbuhan dan perkembangan dan kita juga mengalaminya karena pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri makhluk hidup. Namun tak jarang dari kita yang tidak mengerti arti dari perkembangan dan pertumbuhan itu sendiri. Banyak ahli yang mencoba memahami dan menafsirkan arti pertumbuhan dan perkembangan. Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training)..
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.
Dalam perkembangan terdapat fase dan tugas perkembangan. Fase perkembangan yaitu loncatan atau urutan perkembangan. Misalnya dari bayi menjadi anak-anak menjadi remaja menjadi tua dan akhirnya mati. Perkembangan setiap manusia itu berbeda tetapi dapat diamati keteraturannya atau dengan kata lain sudah ada urutannya. Dalam tugas perkembangan jika ada tugas yang tidak terpenuhi akan menjadi masalah atau problem bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu sesulit apapun suatu tugas harus dapat diselesaikan untuk mempermudah dalam penyelesaian tugas perkembangan berikutnya. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa perkembangan itu sudah ada urutannya. Berikut adalah tugas dan fase perkembangan yang diambil dari kesimpulan beberapa ahli :
1. Masa Bayi
Masa bayi merupakan masa ketergantungan, masa ketidakberdayaan dan masa membutuhkan pertolongan orang lain, suatu masa yang menuntut kesabaran orang tua. Sang bayi akan memperoleh ketentraman ketentraman dan kesatuan jika bersama ibunya. Kesatuan ini akan berlangsung sampai batas-batas kemandiriannya menjadi kabur. Dalam masa ini harus ditanamkan kepercayaan terhadap anak. Tanpa kepercayaan, tidak ada perkembangan yang berarti
2. Masa Kanak-kanak
Masa ini adalah masa untuk berkelompok dan berorganisasi. Penerimaan oleh teman-teman seusianya adalah penting. Pada masa ini mudah sekali untuk memasukkan ilmu kepada anak-anak. Diibaratkan dalam masa ini otak anak-anak masih seperti kolam. Apa yang dilihat, didengar akan mengena sekali di otak. Pada masa ini anak-anak memiliki egosentris yaitu sifat egois pada masa anak-anak.
3. Masa Remaja
Masa ini masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Dalam masa ini pula seseorang mulai memikirkan tujuan hidupnya. Penerimaan ilmu dalam masa ini masih cenderung mudah diibaratkan pada masa ini otak masih seperti ember.
4. Masa Dewasa
Pada masa ini seseorang mulai mandiri. Seseorang mungkin kuliah di tempat lain, menikah ataupun bekerja di tempat lain. Pada masa ini pulalah seseorang biasanya sudah memperoleh pencapaian atau hal hal yang selama ini diinginkan. Misalnya sudah menjadi kepala sekolah ataupun telah menciptakan suatu karya besar.
5. Masa Tua
Pada masa ini seseorang telah mengalami banyak penurunan dan bisa kembali ke masa anak-anak. Sang kakek bisa saja berebut mainan ataupun meributkan hal yang sepele dengan cucunya. Hal ini terus berlanjut hingga akhir hayat dan selesailah pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
Perkembangan dan pertumbuhan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara faktor yang satu dan yang lain tidak ada yang lebih dominan, semuanya itu saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Faktor itu antara lain :
1. Faktor Genetik
Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua Ibu-Bapak atau nenek dan kakek. Warisan (turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit.Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak lahir dari kandungan sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek dan moyangnya dari kedua belah pihak (ibu dan ayahnya). Hal ini sesuai dengan hukum Mendel yang dicetuskan Gregor Mendel (1857). Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2. Faktor eksternal / lingkungan
Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Dalam lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat.
Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku).
Setiap fase atau periode perkembangan pada dasarnya selalu bertalian erat dengan periode yang mendahuluinya. Sesuai dengan “individualitas anak” yang memiliki cirri-ciri atau karaktristik, perkembangan antara dua individu anak itu tidak mungkin bisa sama besar. Sekalipun terdapat perbedaan perkembangan yang bersifat individual, kita dapat melihat cara tertentu bagi semua individu yang sejenis. Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan diri manusia.
Secara garis besar, peristiwa perkembangan mempunyai atau mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi antara perkembangan satu dengan yang lainnya koheren dan tidak berdiri sendiri
2. Perkembangan menuju proses berdifrensiasi dan integrasi. Manusia merupakan totalitas yang berkaitan erat antara perkembangan aspek fisik motorik, mental, emosi dan sosial, perhatian yang berlebihan kepada satu segi akan mempengaruhi segi lain.
3. Perkembangan dimulai dari respon-respon yang bersifat umum menuju yang khusus.
4. Tahap perkembangan manusia berlangsung berantai dan bersifat universal. Setiap fase memiliki sifat yang khas sehingga ada tingkah laku buruk. Para ahli mengatakan bahwa masa tenang atau equilibrium atau (ketika anak muda di atur penurut) pada masa ini setiap individu berusaha mengatasi kesulitannya berupa iritasi, frustasi, dan barikade-barikade pemenuhan kebutuhan. Masa disequilibrium atau tidak tenang (anak sukar diatur, mudah tersinggung, gelisah) masih tenang dan tidak tenang berganti terus menerus. Menurut Disquilibrium sehubungan dengan dinamika manusia anak itu malahan tidak mencari keseimbangan. Anak selalu berusaha memasuki dunia luar dengan jalan bereksplorasi dan berekspansi di dorong oleh rasa ingin tahu dan sekaligus untuk mengetes kemampuan sendiri.
5. Tempo perkembangan tiap-tiap anak berbeda-beda. Tempo perkembangan manusia pada umumnya terbagi menjadi kategori cepat, sedang, lambat. Teori perkembangan menujukan kelainan pada anak jika anak itu normal maka akan berkembang secara cepat begitu juga sebaliknya, tetapi tidak menunjukan kwalitas perkembangan setiap anak. Pada setiap anak terdapat impuls rangsangan untuk berkemban dengan caranya sendiri, untukmelatih kemampuan dan bakatnya. Maka terjadi proses pematangan yaitu, matang untuk berfungsi sebagai buah dari satu keberhasilan dan berlalunya satu fase perkembangan.
6. Perkembangan manusia tidak tetap kadang naik dan kadang turun perkembangan setiap anak mengalami dua masa pancaroba atau krisis disebut trotz. Terbagi menjadi dua priode
a. Trotz periode pertama terjadi pada usia 2 – 3 th dengan ciri utama anak menjadi egois, selalu bersikap dan bertingkah laku mendahulukan kepentingan sendiri
b. Trotz periode kedua, terjadi umur 14 – 17 th dimana anak sering membantah orang tuanya dalam mencapai identitas diri.
7. Dalam proses perkembangan banyak hal yang bersifat negatif tinggal bagaimana anak menyikapi hal tersebut, selain dorongan untuk mempertahankan diri ada pula dorongan untuk mengembangkan diri guna mendapat kemajuan baru. Paduan antara dorongan mempertahankan diri ini merupakan diri sinthes – integrasi baru, yaitu berwujud impuls realisasi diri dan transendesis diri (pengatasan diri sendiri untuk meningkat pada Niveau hidup lebih tinggi)
8. Anak punya masa peka, dimana fungsi jasmani dan rohani akan berkembang dengan baik jika terus mendapat latihan yang baik dan continue. Menurut Montesori masa peka hanya terjadi untuk tiap-tiap fungsi seumur hidup, karena itu bila lalai menggunakan masa-masa peka itu akan mengalami kerugian, asas-asas pendidikan Montesori yang berkenaan dengan masa peka
a. Anak-anak haruslah diberi kebebasan
b. Tidak diadakan latihan atau pendidikan secara klasikal
c. Tata tertib hendaknya bukanlah sesuatu yang dipaksakan yang dipaksakan oleh pendidiknya.
d. Pancaindra merupakan gejala utama dari isi jiwa manusia karena itu panca indra sangat diperhatikan dalam masa peka
9. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan faktor lingkungan, faktor hereditas tidak sepenuhnya mempengaruhi sifat seseorang. Pengaruh faktor lingkungan bila lingkungan tersebut baik akan membawa dampak yang baik pula untuk anak, anak jadi lebih bisa mengutarakan pendapatnya, lebih bisa berbicara di depan orang banyak, dan juga lebih bisa menghargai orang.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan dan pertumbuhan selain dikenal prinsip dikenal pula asas perkembangan. Asas itu jika diibaratkan sebuah bangunan maka dia berdiri sebagai fondasi atau yang menguatkan bangunan tersebut. Jadi prinsip akan semakin kuat tertanam dalam pikiran jika kita mempunyai asas yang baik. Asas dalam perkembangan ada 4 macam, yaitu :
1. Asas biologis
Asas ini mengemukakan bahwa anak akan terus mengalami perkembangan sampai akhir hayatnya. Perkembangan setiap anak itu berbeda satu sama lain tetapi memiliki struktur atau pola yang dapat diamati.
2. Asas Ketidakberdayaan
Bahwa setiap anak akan mengalami masa ketidakberdayaan yaitu ketika anak tersebut tidak dapat melakukan sesuatu dan sangat membutuhkan orang lain. Contohnya seorang bayi yang belum dapat melakukan sesuatu sangat membutuhkan orang tua untuk menjaganya.
3. Asas Eksplorasi
Bahwa anak akan terus mencari sampai mendapat jawaban yang sesuai dengan hatinya. Dia akan terus bertanya pada orang yang dianggapnya mampu dan bisa. Selain dengan bertanya anak juga dapat melakukan eksperimen sendiri ataupun mencari sumber yang relevan
4. Asas Keamanan
Anak dalam pertumbuhannya sangat membutuhkan keamanan. Keamanan tersebut dapat dia dapat dari orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain. Jika anak merasa tenang maka perkembangan juga tidak begitu terhambat




[1] http://wapedia.mobi/id/Psikologi_perkembangan
[2] http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/pengertian-psikologi-perkembangan/
[3] http://www.psikologizone.com/psikologi-perkembangan-masa-hidup
[4] http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=20397018
[5] http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=20397018
[6] http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan/
[7] http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan/
[8] http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan/
[9] http://id.wikipedia.org/wiki/Bayi
[10] http://id.wikipedia.org/wiki/Balita
[11]  http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=20397018

Source: Berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar